Jumat, 21 Februari 2014

Kisah Dua Nikah Mut’ah

Nikah mut’ah adalah pernikahan tanpa batas dengan menerabas aturan-aturan syariat yang suci, mut’ah ini telah melahirkan banyak kisah pilu. Tidak jarang pernikahan ini menghimpun antara anak dan ibunya, antara seorang wanita dengan saudaranya, dan antara seorang wanita dengan bibinya, sementara dia tidak menyadarinya. Di antaranya adalah apa yang dikisahkan Sayyid Husain Al Musawi, seorang tokoh Syi’ah murid Ayatullah Ruhullah Al Khumaini yang kemudian bertaubat dan masuk ke Sunni.

Ia menceritakan dalam kitab Lillahi Tsumma Lil Tarikh:

Kisah Pertama

Seorang perempuan datang kepada saya menanyakan tentang peristiwa yang terjadi terhadap dirinya. Dia menceritakan bahwa seorang tokoh, yaitu Sayyid Husain Shadr pernah nikah mut’ah dengannya dua puluh tahun yang lalu, lalu dia hamil dari pernikahan tersebut.

“Setelah puas, dia menceraikan saya. Setelah berlalu beberapa waktu saya dikarunia seorang anak perempuan. Dia bersumpah bahwa dia hamil dari hasil hubungannya dengan Sayyid Shadr, karena pada saat itu tidak ada yang nikah mut’ah dengannya kecuali Sayyid Shadr.”

“Setelah anak perempuan saya dewasa, dia menjadi seorang gadis yang cantik dan siap untuk nikah.”

Namun sang ibu mendapati bahwa anaknya itu telah hamil. Ketika ditanyakan tentang kehamilannya, dia mengabarkan bahwa Sayyid Shadr telah melakukan mut’ah dengannya dan dia hamil akibat mut’ah tersebut. Sang ibu tercengang dan hilang kendali dirinya lalu mengabarkan kepada anaknya bahwa Sayyid Shadr adalah ayahnya. Lalu dia menceritakan selengkapnya mengenai pernikahannya (ibu si wanita) dengan Sayyid Shadr dan bagaimana bisa hari ini Sayyid Shadr menikah dengan anaknya dan anak Sayyid Shadr juga?!

Kemudian dia datang kepadaku menjelaskan tentang sikap tokoh tersebut terhadap dirinya dan anak yang lahir darinya. Sesungguhnya kejadian seperti ini sering terjadi. Salah seorang dari mereka melakukan mut’ah dengan seorang gadis, yang di kemudian hari diketahui bahwa dia itu adalah saudarinya dari hasil nikah mut’ah. Sebagaimana mereka juga ada yang melakukan nikah mut’ah dengan istri bapaknya.

Di Iran, kejadian seperti ini tak terhitung jumlahnya. Kami membandingkan kejadian ini dengan firman Allah Ta’ala, “Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya sehingga Allah mampukan mereka dengan karunia-Nya.” (QS. An-Nur:33)

Kalaulah mut’ah dihalalkan, niscaya Allah tidak akan memerintahkan untuk menjaga kesucian dan menunggu sampai tiba waktu dimudahkan baginya untuk urusan pernikahan, tetapi Dia akan menganjurkan untuk melakukan mut’ah demi memenuhi kebutuhan biologisnya daripada terus-menerus diliputi dan dibakar oleh api syahwat.

Kisah Kedua

Suatu waktu saya duduk bersama Imam Al Khaui di kantornya. Tiba-tiba masuk dua orang laki-laki menemui kami, mereka memperdebatkan suatu masalah. Keduanya bersepakat untuk menanyakannya kepada Imam Al Khaui untuk mendapatkan jawaban darinya.

Salah seorang di antara mereka bertanya, “Wahai Sayyid, apa pendapatmu tentang mut’ah, apakah ia halal atau haram?”

Imam Al Khaui melihat lagaknya, ia menangkap sesuatu dari pertanyaannya, kemudian dia berkata kepadanya, “Dimana kamu tinggal?”

Maka dia menjawab, “Saya tinggal di Mosul, kemudian tinggal di Najaf semenjak sebulan yang lalu.”

Imam berkata kepadanya, “Kalau demikian berarti Anda adalah seorang Sunni?”

Pemuda itu menjawab, “Ya!”

Imam berkata, “Mut’ah menurut kami adalah halal, tetapi haram menurut kalian.”

Maka pemuda itu berkata kepadanya, “Saya di sini semenjak dua bulan yang lalu merasa kesepian, maka nikahkanlah saya dengan anak perempuanmu dengan cara mut’ah sebelum saya kembali kepada keluargaku.”

Maka sang imam membelalakkan matanya sejenak, kemudian berkata kepadanya, “Saya adalah pembesar, dan hal itu haram atas para pembesar, namun halal bagi kalangan awam dari orang-orang Syiah.”

Si pemuda menatap Al Khaui sambil tersenyum. Pandangannya mengisyaratkan akan pengetahuannya bahwa Al Khaui sedang mengamalkan taqiyah (berbohong untuk membela diri).

Kedua pemuda itu pun berdiri dan pergi. Saya meminta izin kepada Imam Al Khaui untuk keluar. Saya menyusul kedua pemuda tadi. Saya mengetahu bahwa penanya adalah seorang Sunni dan sahabatnya adalah seorang Syi’i (pengikut Syiah). Keduanya berselisih pendapat tentang nikah mut’ah, apakah ia halal atau haram? Keduanya bersepakat untuk menanyakan kepada rujukan agama, yaitu Imam Al Khaui.

Ketika saya berbicara dengan kedua pemuda tadi, pemuda yang berpaham Syiah berontak sambil mengatakan, “Wahai orang-orang durhaka, kamu sekalian membolehkan nikah mut’ah kepada anak-anak perempuan kami, dan mengabarkan bahwa hal itu halal, dan dengan itu kalian mendekatkan diri kepada Allah, namun kalian mengharamkan kami untuk nikah mut’ah dengan anak-anak perempuan kalian?”

Maka dia mulai memaki dan mencaci serta bersumpah untuk pindah kepada madzhab Ahlus Sunnah, maka saya pun mulai menenangkannya, kemudian saya bersumpah bahwa nikah mut’ah itu haram, kemudian saya menjelaskan tentang dalil-dalilnya

Kaum Syi’ah Mencela Imam Madzhab Yang Empat


Kaum Syi’ah Mencela Imam Madzhab Yang Empat

Diriwayatkan oleh Al Kulaini dalam Al Kafi (I/58), kitab hadits rujukan Syi’ah, sebuah riwayat dari imam ke-7 Syi’ah, Abu Hasan Musa, yang menyatakan,

“apabila datang kepada kalian sesuatu yang telah kalian ketahui, maka katakanlah hal itu. Dan apabila datang kepada kalian sesuatu yang tidak kalian ketahui, (sambil menunjuk ke mulutnya), ia berkata: semoga Allah melaknat Abu Hanifah. Lalu ia berkata: inilah yang dikatakan oleh Ali ‘alaihissalam, aku sendiri dan para sahabat”.

Dalam kitab Kadzabuu ‘alas Syi’ah (279), tokoh Syi’ah, Muhammad Radhi Ar Radhwi menyatakan,

“Seandainya para da’i Islam dan da’i Sunnah itu mencintai ahlul bait ‘alaihimussalam, tentu mereka akan mengikutinya. Dan tentu mereka tidak akan mengambil hukum-hukum agama dari orang-orang yang menyesatkan semisal Abu Hanifah, Asy Syafi’i, Malik dan Ibnu Hambal”

Ulama Syi’ah As Sayyid Ni’matullah Al Jaza’iri dalam kitab Qashahul Anbiya (347) menyatakan,

“Mereka (Sunni) menjadikan empat imam madzhab sebagai sarana dan pintu antara mereka dengan Tuhan mereka. Mereka mengambil hukum-hukum agama dari empat imam madzhab tersebut, sedangkan empat imam tersebut mengambil hukum-hukum dari qiyas-qiyas, istinbath-istinbath, pendapat-pendapat padahal Allah melarang mengambil hukum-hukum dari semua itu. Dan Allah mencela mereka karena mencampur-adukkan sebagian dari hal itu ke dalam agama”.

At Tijani dalam kitab Asy Syi’ah Hum Ahlussunnah (125) menyatakan,

“Ringkasnya, dengan ini jelas sudah berdasarkan dalil-dalil yang kuat yang tidak bisa ditolak bahwa Syi’ah Imamiah adalah kaum Ahlussunnah Nabawiyah yang sejati. Dan bahwasanya orang-orang Ahlussunnah Wal Jama’ah telah tunduk kepada para pemimpin serta pembesar mereka yang menyesatkan. Para pembesar ahlussunnah itu membiarkan pengikutnya meraba-raba dalam kegelapan. Mereka telah ditenggelamkan dalam lautan kekufuran terhadap nikmat-nikmat dan dibinasakan dalam belantara kezhaliman”.

[Dari kitab Hatta Laa Nankhadi'a Haqiiqatu Asy Syi'ah, hal 124 - 127, karya Syaikh Abdullah Al Mushili Silahkan Lihat buktinya download
Disini

Qom, Kota Bejat di Iran terhina di muka bumi

Qom, Kota Bejat di Iran terhina di muka bumi

Bahwa kota Qom telah mencatat angka tertinggi dalam masalah aborsi dengan cara yang tidak diatur oleh undang-undang. Sehingga sangat mustahil bila dalam sehari tidak ditemukan janin-janin yang telah dibuang di tempat-tempat sampah atau selokan air.

Kota Qom juga mencatat angka tertinggi kedua penderita AIDS. Demikian juga dengan angka pecandu kokain jenis “crack”, tercatat bahwa satu dari tiga orang di kota Qom adalah pecandu opium.

Kota Qom juga tercatat sebagai kota yang paling banyak menggunakan minuman keras oplosan yang mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan kematian atau hilangnya penglihatan, sebagaimana yang pernah terjadi dalam peristiwa peringatan “Iedun Nairuz” (Hari Raya Kemusyrikan Majusi).

qomKerusakan kota-kota suci Iran ternyata erat kaitannya dengan para mollah. Sebab hanya para mollah itulah yang dapat masuk ke pusat-pusat pendidikan yang dikhususkan untuk gadis-gadis, meski pada dasarnya mengajar di tempat-tempat tersebut terlarang bagi laki-laki di kota Qom. Begitu juga dengan pusat-pusat kesehatan, rumah sakit dan tempat-tempat wisata yang dikhususkan buat wanita, banyak dijumpai para mollah berjalan-jalan dengan bebasnya seakan mereka adalah kelompok orang yang telah dihalalkan atas semua wanita yang masuk ke tempat-tempat tersebut.
Bahkan kerusakan di kota Qom jauh melebihi kerusakan kota Teheran yang merupakan kota yang lebih terbuka di banding Qom.
Angka bunuh diri di kalangan wanitanya dengan jalan minum racun sangatlah tinggi, dan hal itu disebabkan oleh beban mental yang banyak dirasakan oleh para wanita dan gadis-gadis yang tinggal di kota itu sebagai dampak dari situasi yang telah memaksa mereka dan juga cara-cara yang diterapkan oleh “syurthatul akhlaqil hamidah” yaitu polisi penegak akhlak terpuji di bawah kekuasaan para mollah.
Kondisi kejiwaan inilah yang di saat tertentu dapat memicu tindak kejahatan dari kaum laki-laki Iran untuk melakukan penculikan dan pemerkosaan, bahkan tak jarang berakhir dengan dibunuhnya sang korban karena takut dilaporkan. Dan sebagian wanita dan gadis korban perkosaan pun tak jarang yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri karena malu dengan apa yang menimpanya.
Nyatanya, wanita di kota Qom selalu dalam resiko penghinaan dan pelecehan seksual, khususnya yang dilakukan oleh kalangan pelajar agama di Hauzah. Setiap kali mereka melihat wanita atau gadis yang sedang berada di jalan, maka buru-buru mereka membuka percakapan dengannya tentang nikah mut’ah, bahkan sedikit pun mereka tidak membuka ruang tanya jawab meski si wanita atau gadis tersebut merasa keberatan. Hal itu dikarenakan apa yang mereka inginkan adalah perkara yang disyari’atkan dan telah ditegaskan oleh pemerintah, di samping mut’ah dalam keyakinan mereka adalah perbuatan terpuji dan telah diwasiatkan oleh para Imam mereka sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab Imam mereka.
Karena itulah wanita-wanita di Qom harus menanggung penghinaan dan pelecehan seksual ini dari para mollah, pemuda dan juga kaum laki-laki. Mereka hanya mempunyai dua pilihan; tetap tunduk dengan aturan itu atau hidup dalam situasi kepahitan jiwa.
Sebagian besar kehidupan rumah tangga di kota Qom juga mengalami kegagalan, karena sebagian besar dari mereka hidup dengan tetap menjalani kebiasaan dan mengikuti adat yang menguasai di kota itu. Adat kebiasaan ini kadang bertentangan dengan tingkat pengetahuan dan sosial mereka, dan adat inilah yang sering kali mendorong kaum laki-laki untuk melakukan mut’ah sebab mereka meneladani para mollah. Dan sebaliknya banyak para istri yang kemudian membalas perbuatan suaminya dengan menjalin hubungan dengan laki-laki lain. Inilah yang menyebabkan kehidupan rumah tangga mereka berakhir dengan kegagalan lalu dilanjutkan dengan perceraian. Menurut penelitian tentang keadaan sosial di kota Qom, ternyata angka perceraian di kota itu menduduki peringkat terbesar kedua di negara Iran.
Seperti diketahui bahwa pengadilan yang khusus menangani kasus-kasus perdata di Iran dilaksanakan dengan perantara hakim-hakim yang selalu memotivasi para wanita dan gadis untuk melakukan perceraian, dan segera setelah perceraian itu mereka dipindahkan ke Yayasan-yayasan sosial dengan dalih menolong mereka agar cepat mendapatkan pekerjaan, namun pada kenyataannya mereka terjebak dalam perangkap para mollah untuk dijadikan budak dengan alasan mut’ah. Yayasan Az-Zahra’ termasuk Yayasan paling terkenal yang menjadi tempat tinggal para janda dan tempat bersenang-senangnya para mollah dan para pelajar agama di Hauzah yang sangat menginginkan berbuat mesum atas nama mut’ah.
Sampai ada hal yang sangat sulit dipercaya, jika dikatakan ada data yang tidak resmi menegaskan bahwa kota Qom telah mencatat angka tertinggi dalam masalah aborsi dengan cara yang tidak diatur oleh undang-undang. Sehingga sangat mustahil bila dalam sehari tidak ditemukan janin-janin yang telah dibuang di tempat-tempat sampah atau selokan air.
Kerusakan kota Qom tidak hanya itu, sebab kerusakan-kerusakan lain juga telah mencatat angka yang sangat tinggi seperti pertikaian dan perkelahian antar kelompok dan perorangan yang menyebabkan menumpuknya korban luka-luka di rumah sakit Nakui di Qom setiap harinya. Salah satu jalan yang sering terjadi perkelahian adalah jalan Bajik.
Kota Qom juga mencatat angka tertinggi kedua penderita AIDS. Demikian juga dengan angka pecandu kokain jenis “crack”, tercatat bahwa satu dari tiga orang di kota Qom adalah pecandu opium.
Kota Qom juga tercatat sebagai kota yang paling banyak menggunakan minuman keras oplosan yang mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan kematian atau hilangnya penglihatan, sebagaimana yang pernah terjadi dalam peristiwa peringatan “Iedun Nairuz” (Hari Raya Kemusyrikan Majusi).
Sedang kondisi mata pencaharian masyarakat dan tingkat kemiskinan di kota Qom juga sangat memprihatinkan. Angka kemiskinan dan kelaparan di kota ini sangat tidak bisa dipercaya. Banyak masyarakat di kota ini yang sulit bahkan sekedar melindungi diri mereka dari cuaca dingin yang ekstrim atau musim panas yang menyengat. Makanan mereka sehari-hari adalah roti dan air, dan agak lebih baik sedikit adalah makaroni. Sering kali orang tua mereka menyaksikan kematian anak-anaknya di depan mata mereka karena ketidakmampuan berobat, bahkan mereka juga tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.
Di antara keluarga-keluarga miskin di kota Qom juga sangat banyak yang mempekerjakan anak-anak kecil mereka di pabrik pembuatan batu bata dari malam hingga siang hari untuk sekedar bertahan hidup.
Sedang pemandangan seperti ini berlangsung di tengah banyaknya mollah yang hidup dalam kondisi serba mewah yang dihasilkan dari kekuasaan mereka atas proyek-proyek ekonomi dan kepemilikan saham pada banyak perusahaan-perusahaan besar. Mereka dapatkan bagian itu dari apa yang dinamakan harta “humus” yaitu berhak atas 5% dari harta yang diambil dari para pengikutnya. Harta humus ini bisa mencapai milyaran Tuman dalam setahunnya sehingga memungkinkan para mollah memiliki bangunan-bangunan istana di kawasan elit seperti Salarie, Amin Boulvare dan lain-lain di samping kepemilikan mereka atas rumah-rumah mewah di kawasan Niavaran utara Teheran.

ملالي إيران وطلاب الحوزات يمارسون أبشع الجرائم الاخلاقية


كشف الاستاذ صباح الموسوي عن تقارير طبية وأمنية وإجتماعية إيرانية معلومات وأرقام تؤكد أن مدينة قم تشهد اعلى نسبة في جرائم الخيانة الزوجية وأعلى الأرقام في الجرائم الاخلاقية وأعلى نسبة في عمليات انتحار الفتيات اللاتي يتعرضن للتحرش والاغتصاب من قبل الملالي وطلاب الحوزات. وأشار الموسوي إلى فساد القضاء الذي يشجع على طلاق النساء.. وعن ممارسات جمعية الزهراء التي تستقطب المطلقات لتوفير طلبات الملالي وطلاب الحوزات الراغبين في زواج المتعة. وكشف الموسوي عن تقارير أمنية تؤكد أن واحداً من بين كل ثلاثة أفراد في "قم" يتعاطى المخدرات، وأن الشرطة تعثر يومياً على أجنة تم إسقاطهم ورميهم في أماكن تجمع المخلفات وفي قنوات المجاري. جاء ذلك في دراسة مختصرة نشرها الموسوي مؤخراً عن ممارسات ملالي إيران التي قال صاحب الدراسة أنها كشفت حقيقة تسمية مدينة قم بالمدينة الفاضلة لتغطية ما تحوي وتشهد هذه المدينة يومياً من جرائم وممارسات إجرامية. الملالي وفساد المدن المقدسة في إيران ! ـ صباح الموسوي* في إيران ثمة ما يطلق عليها المدن المقدسة والسبب في التسمية يعود إلى ضم هذه المدن قبور ومزارات شيعية‘ بعضها حقيقية وبعضها الآخر وهمية أنتجتها مخيلة دهاقنة الحركتين الشعوبية والصفوية .هاتين الحركتين اللتين توافقتا على دمج العنصرية بالطائفية، للخروج بتوليفة سياسية يقام على أساسها كيان قومي ( إيران ) متكأ على أثره الكسروي الزردشتي ولكن بغطاء جديد عنوانه التشيع لأهل البيت عليهم السلام . ولدعم هذه النظرية وترسيخها في أذهان المسلمين والمحبين الحقيقيين لآل البيت في إيران فقد شرع الشعوبيون و الصفويون في اللجوء إلى بناء ما أطلقوا عليها " المراقد والمزارات والبقع المتبركة " و التي أشارت آخر إحصائية صادرة عن منظمة " الأوقاف والشؤون الخيرية الإيرانية " أن عددها بلغ ستة الآف بقعة، تم تسجيل ألف وسبعة وخمسون بقعة منها في سجل الآثار الوطنية . ( ومن الملاحظة إن إقليم بلوشستان ذات الأغلبية السنية في شرق إيران المنطقة الوحيدة التي لم يسجل فيها إي قبر أو بقعة مباركة تنسب لآل البيت !) وعلى هذا الأساس أخذت بعض المدن الإيرانية صفة القدسية لضمها جزءا من هذه القبور والبقاع . ومن المفارقة أن هذه المدن التي تصنف على أنها مقدسة ‘ تشهد اليوم ظاهرة فساد اجتماعي وجرائم أخلاقية وجنائية من قبيل القتل‘ السرقة ‘ الاغتصاب والإدمان ’’’’‘بصورة لم يسبق لها مثيل ‘ ومن هذه المدن " مدينة قُمْ " تحديدا.. والتي كانت قد اشتهرت بأدوارها البارزة في الأحداث السياسية التي مرت بها البلاد طوال القرن الماضي. وهذه المدينة تعد اليوم العاصمة الدينية لإيران ‘ نظرا لوجود مركز الحوزة العلمية و مقر إقامة كبار المرجعيات الشيعة فيها ‘ و لكنها تحولت في ظل "جمهورية الملالي" إلى مدينة فساد بامتياز بعد أن كانت من أشهر المدن المحافظة. فبحسب ما جاء في التقرير الذي أعده احد الأطباء العاملين في المدينة ويدعى الدكتور " سينا " ونشرته العديد من المواقع الإعلامية ‘ فانه و على الرغم من إجراءات الفصل المطبقة بين الرجال والنساء ‘ إلا أن مدينة قم ماتزال تشهد كل يوم تسجيل رقما قياسيا جديدا في معدل جرائم الفساد الأخلاقي . علما ان إجراءات الفصل بين الجنسين تطبق في جميع المؤسسات التعليمية والإدارية و الصحية و مراكز التسوق ووسائل النقل والمطاعم والحدائق وباجات التلفون العمومية وغيرها من المرافق العامة الأخرى . ولكن ما هو ملفت للنظر أن جميع المراكز التي خصصت للنساء بقيت مفتوحة على الملالي من رجال السلطة فهؤلاء مستثنون من تطبيق إجراءات الفصل وهم الوحيدون الذين يحق لهم الاختلاط مع النساء في تلك المرافق والمؤسسات. فالملالي وحدهم الذين يدخلون مراكز التعليم المخصصة للفتيات على الرغم انه لا يحق للرجال في قم التدريس في المراكز التعليمية النسوية . وهكذا بالنسبة للمراكز الصحية والمستشفيات والمنتزهات المخصصة للنساء نجد أن الملالي يتجولون فيها دون أي إحراج وكأنهم محللون على جميع النساء اللواتي يدخلن هذه الأماكن.ورغم كل إجراءات الفصل تبقى مدينة قم تسجل أعلى نسبة في الجرائم والمفاسد الاجتماعية على مستوى إيران كلها . ففي هذه المدينة سجلت أعلى نسبة مأوية للخيانة الزوجية من قبل النساء بالدرجة التي لم تسجلها حتى العاصمة طهران التي تعد أكثر المدن الإيرانية انفتاحا . كما أن أعلى نسبة للانتحار بين الإناث ( عن طريق السم ) في إيران سجلت في مدينة قم وذلك بسبب الكآبة النفسية التي تعاني منها نساء وفتيات المدينة نتيجة الأجواء القمعية والأساليب التمييزية التي تمارسها عليهن سلطة الملالي عبر الإجراءات التي تطبقها ما تسمى بـ " شرطة الأخلاق الحميدة " التي تجوب بدورياتها الشوارع ومراكز التسوق والمطاعم وغيرها من المرافق العامة وتقوم بإيقاف واستجواب المرتادين على تلك الأماكن وكثيرا ما تجري اعتقالات في صفوف الرجال والنساء وتصدر أحكاماً بالجلد في حقهما بدعوى عدم رعايتهما للشؤون الدينية وحرمة المدينة المقدسة . وهذه الإجراءات تساعد في الغالب على خلق انحباس نفسي وكبت حقيقي للنساء والرجال على حدا سواء. وهذا الكبت يتسبب يوميا في وقوع العديد من جرائم الاختطاف والاغتصاب وفي حالات كثيرة يقوم الخطافون بقتل ضحاياهم خشية من انكشاف أمرهم و التعرض إلى المسائلة والعقاب .كما أن بعض النساء والفتيات اللاتي يتعرضن لعمليات الاغتصاب يقومن بالانتحار إما خشية افتضاح أمرهن أو لعدم وجود من يأخذ بحقهن . وفي الواقع أن المرأة في مدينة قم دائمة التعرض للاهانات والتحرش الجنسي وخصوص من قبل طلاب الحوازات الدينية . فهؤلاء ما إن رأوا امرأة أو فتات تسير في الشارع حتى سارعوا إلى مفاتحتها بموضوع الصيغة (زوج المتعة) و لا يتعرضون للمسائلة إذا ما شكتهم امرأة ما والسبب في ذلك أن ما يطلبونه يعد أمرا مشروعا ومصرح به من قبل الحكومة وهو عمل محمود وموصى به من قبل أئمة المذهب بحسب ما هو وارد في كتب العقائدية الشيعية . ولهذا فان على المرأة في قم أن تتحمل الاهانات و التحرشات الجنسية من قبل هؤلاء الملالي وغيرهم من الشباب والرجال وهي إمام خيارين ‘ إما أن تخضع وإما أن تعيش مرارة الكبت النفسي الذي يؤدي بها إلى الانتحار. كما أن اغلب حالات الزواج في المدينة تنتهي بالفشل وذلك لان اغلبها مازال يجري وفق العادات والأعراف التقليدية السائدة في المدينة وهذه الأعراف تتعارض في أحيانا كثيرة مع المستوى الثقافي والاجتماعي للزوجين، الأمر الذي يدفع بالكثير من الرجال في اللجوء إلى ما يسمى بزواج " المتعة " محتذين في ذلك اثر الأخوة القدوة وهم الملالي . وبالمقابل أيضا تقوم أغلب الزوجات و للانتقام من أزواجهن بتكوين علاقات صداقة غير مشروعة مع رجال آخرين.. مما يؤدي إلى فشل الحياة بين الزواجين ومن ثم حدوث الطلاق. وبحسب إحصائية دائرة الأحوال المدنية فان " قم " تحتل المرتبة الثانية في نسبة حالات الطلاق في إيران . ومن الملاحظ أن المحاكم المختصة في قضايا الأحوال الشخصية تدار بواسطة قضاة يشجعون النساء الشابات على الطلاق حيث و بعد الطلاق تحال المطلقة على احد الجمعيات الخيرية بحجة مساعدتها في الحصول على عمل ولكن سرعان ما تقع في فخ احد الملالي لتصبح جارية عنده بحجة زواج المتعة .و تعد جمعية " الزهراء" ومن أشهر تلك الجمعيات التي أصبحت مقراً للمطلقات ومرتعا للملالي وطلاب الحوزات الدينية الراغبين بالمعاشرة غير المشروعة تحت مسمى " زواج المتعة " . وقد يكون الأمر غير قابلا للتصديق إذا ما قلنا أن الأرقام الغير رسمية تؤكد بان مدينة قم سجلت أعلى رقما في نسبة إسقاط الأجنة بطريقة غير قانونية . فمن المستحيل أن يمر يوما دون أن يتم فيه العثور على عدد من الأجنة مرميين بين القمامة أو على حافة مجاري المياه . وبحسب تقارير وزارة الصحة فان أعلى نسبة مراجعين لتلقي العلاج من الإصابات الناجمة عن ضربات بالسكاكين والأدوات الحادة الأخرى سجلت في مستشفى " نكوئي " في مدينة قم . وهذه الإصابات جاءت جراء النزاعات الجماعية والفردية التي تشهدها المدينة يوميا . ويعد شارع " باجك " في مدينة قم من أشهر الشوارع التي تشهد حوادث إجرامية دامية . واستنادا إلى إحصائيات مديرية الشرطة فان ثاني أعلى نسبة للمصابين بمرض الايدز في إيران سجلت في مدينة قم . وهكذا الأمر بالنسبة للمدمنين على مادة " الكراك " المخدرة . فقد أشارت ذات الإحصائية أن واحد من بين كل ثلاثة أشخاص في قم يتعاطى الأفيون . كما أن مدينة قم تعد من أكثر المدن استعمالا للمشروبات الروحية المصنعة يدويا و التي تستخدم فيها مادة كيماوية ضد تجمد المياه وهي كثيرا ما تتسبب في إصابة متعاطيها بالموت أو فقدان البصر شبيه بما حدث في " عيد النيروز" العام الماضي حيث توفي أربعون شخصا و أصيب أربعمائة آخرين أكثرهم فقد بصره نتيجة تعاطيهم لمشروبات روحية مصنعة يدويا. أما عن الأوضاع المعيشية وأحوال الفقراء في مدينة قم فان التقرير المذكور ينقل صورا مأساوية عن المناطق والمحال الأكثر فقرا في المدينة وهي مناطق ‘ القائم ‘نيروكاه ‘ زند آباد ‘ و جهل اختران وغيرها .مؤكدا أن الفقر والمجاعة في هذه المناطق امر لا يصدق حيث أن الكثير من سكان هذه المناطق لا يستطيعون حماية أنفسهم من برودة الشتاء القارص وحرارة الصيف الشديدة وغذاءهم الوحيد الخبز والماء أو الخبز وماء الحمص وفي أحسن الأحوال عجينة المعكرونة . وفي الكثير من الأحيان يقف هؤلاء الفقراء وهم يشاهدون أبناءهم المرضى يموتون أمام أعينهم لأنهم لا يملكون ألف تومان قيمة الدواء الذي يحتاجونه وان المستشفيات لا تقبل معالجتهم لأنه لا يوجد من يدفع عنهم او لا يملكون بطاقة تأمين صحي . كما أن الكثير من هذه العوائل الفقيرة تدفع بأطفالها للعمل من الليل إلى النهار في معامل الطابوق الواقعة في أطراف المدينة من اجل تأمين لقمة عيش لها وكل هذا يجري فيما الكثير من ملالي المدينة الكبار يعيشون مع أبناءهم حياة الترف والبذخ الأسطورية من خلال هيمنتهم على المشاريع الاقتصادية وامتلاكهم أسهما في اغلب المصانع الكبرى وتقاضيهم ما يسمى بالوجوه الشرعية من أموال الخمس التي تجبى إليهم من مقلديهم والتي تبلغ سنويا مليارات التومانات . وهذا ما ساعدهم على جني ثروات خيالية فأصبحوا يمتلكون اكبر القصور في أرقى مناطق مدينة قم كمناطق ‘ سالارية ‘ بلوار امين وغيرها . هذا إلى جانب امتلاكهم بيوت و فلل فخمة في مناطق نياوران وتجريش في شمال طهران. ويأتي هذه فيما تفرض السلطات الحكومية اشد الإجراءات البوليسية القمعية و أجواء من الاختناق ونشر حذر على الأنباء و المعلومات التي تتحدث عما يجري في مدينة قم خشية من انكشاف حقيقة ما تشهده هذه المدينة من فساد بعد ترويج أكذوبة " المدينة الفاضلة " التي أطلقها الملالي على هذه المدينة التي تعد عاصمتهم و مركز حوزتهم الدينية. ولكن هل بقي معنا لقدسية لمدينة قم بعد أن وصل بها الفساد إلى ما وصل ؟. ربما في عرف الملالي نعم !.

Trik Sukses Syiah Laknatullah

Trik Sukses Syiah Laknatullah
Fatwa Ulama Syiah: "Siapapun yang membunuh muslim Sunni, akan masuk surga!"

Dalam video ini, ulama mengatakan bahwa seluruh orang Islam adalah WAHABI. Dan WAHABI adalah najis dan harus dibunuh. Seluruh al-quran yang ada didunia ini tidak asli sehingga harus dibakar.

Dunia akan menjadi milik syiah. Syiah di seluruh dunia selalu menegaskan bahwa wahabi adalah musuh Syiah terbesar! Adakah yang tahu sebenarnya yang mereka maksud wahabi itu? Yang mereka maksud adalah muslim sunni (Ahlus sunnah) atau muslim yang mengikuti al-quran dan hadits nabi lalu mengamalkannya. kalau diindonesia hampir semuanya kecuali NU yang pro said agil.

https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded...

Ingin lebih jelas klik saja disini:
https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded...

HIMBAUAN FATWA PARA HABAIB

HIMBAUAN FATWA PARA HABAIB


Fatwa Habib Ali Alhabsyi ( Sohibul Maulid )Tentang Alawiyin yang menyimpang dari Aqidah salafnya ( Ahlussunnah ) yang dibacakan oleh

cucunya Habib Anis Alhabsyi Solo.


Habib Najib Bin Toha Assegaff ...........

menterjemahkan Kalam Habib Ali Alhabsyi

( Sohibul Maulid ) yang dibacakan oleh

Habib Anis Alhabsyi ( Solo )
Habib Umar bin Muhammad bin Salim Bin Hafid .....Mencintai Ahlul Bait itu tidak dengan mencaci maki dan memusuhi para Sahabat dan Auliya'.... Diterjemahkan oleh Habib Tohir Abdulloh Alkaf


HabibTohir Bin AbdullahAlkaf..............

Indonesia adalah negara Ahlissunnah Waljamaah

Syi'ah Sunni tidak mungkin bergandengan tangan

mustahil mustahiil mustahiiil !


Habib Jindan bin Nauvel Bin Jindan..........

mengatasnamakan Ahlul Bait tapi mendengki mencaci dan mengkafirkan Sahabat Rasul......


Habib Achmad Zein Alkaf...... Menghimbau para ulama agar mengambil sikap tegas terhadap Syiah dan memberikan penerangan kepada masyarakat mengenai kesesatan Syiah, sebagai pelaksanaan dari perintah Rosululloh SAW.


Habib Taufiq Bin Abdul kadir Assegaf.......

Siapapun meskipun Habaib kalau tidak membawa Ahlussunnah jangan diikuti Sebab ajaran Ahlul Bait atau Habaib adalah Ahlussunnah. Adalah bohong besar kalau ada yang berkata bahwa Habaib bukan Ahlussunnah.....


Habib Ahmad bin Husin Assegaff ( Bangil )

Ahlussunnah, para ulama, para Auliyak semua disingkirkan, karena dia mengikuti Syiah.....

Orang Islam yang mau bekerjasama dengan Syiah,

saya katakan mereka itu berkhianat.....


Habib Novel Alaidrus..... Almuhajir pindah dari Irak yang kaya Ke Hadramaut dikarenakan di Irak timbul fitnah.dan fitnah yang terbesar adalah timbulnya aliran Syiah....Habib yang Syiah bukan Habib dan Habib yang bukan Ahlussunnah bukan Habib


orang-orang yang menjaga, mempertahankan aqidah ahlissunnah waljamaah dipastikan akan mimpi rasulullah SAW.........

dan dijamin asror akan datang..........

Fatwa habib umar bin hafidz tentang syi'ah



الحبيب عمر بن حفيظ الشيعة Habib Umar bin Hafidz selain mengatakan Syiah sesat dan menyesatkan (di Surabaya), juga mengatakan, syiah itu mazhabnya iblis dan mazhabnya pengikut iblis


sayyid muhammad almaliki menceritakan mimpinya

menceritakan mimpinya saya sering di datangi Siti fatimah Azzahro
pada suatu saat saya tidak lagi bermimpi Siti fatimah Azzahro lalu saya keluar dari rumahku dan tertidur di rumah salah satu muritku kemudian saya bermimpi Siti fatimah Azzahro lalu saya tanyakan kepadanya kenapa engkau tidak hadir lagi di rumahku? Maka Siti fatimah Azzahro menjawab saya tidak akan hadir lagi di rumahmu karena di rumahmu ada seorang Syiah. kalau kamu berharap kehadiranku maka usirlah dia> dan sayyid muhammad almaliki bangun dari tidurnya beliau pulang kerumahnya dan mengusir orang Syiah itu.

Hai pemuda-pemuda Syi’ah, berpikirlah terhadap agidah yang kalian ikuti, agidah yang dapat membawa kepada kekufuran. Agidah yang disajikan oleh seorang YAHUDI, dengan harapan pengikutnya keluar dari agama Alloh dan berganti agama baru yang tidak ada hubungannya dengan Islam dan Muslimin.

Marilah kita bersama-sama meninggalkan dan memetieskan kitab-kitab yang telah menghina Kitab Alloh dan Sunnah Nabi, dimana di dalamnya penuh dengan cacian dan laknat melaknat yang di tujukan kepada para Sahabat Rosululloh Saw.
Marilah kita kumandangkan cinta kita kepada Ahlul Bait dengan tidak berlebih-lebihan, karena barang siapa tidak mencintai mereka berarti keluar dari agama.
Sebagai keturunan Imam Ali, kami bersumpah bahwa cinta kami kepada beliau melebihi kalian. Tapi kami tidak akan menempatkan beliau di satu tempat yang bukan tempatnya, serta tidak memberikan sifat ma’shum kepadanya, karena beliau bukan seorang Nabi apalagi Tuhan.
Beliau adalah seorang pemberani dari sekian banyak pemberani yang mendampingi Rosululloh. Beliau adalah ayah dari Al Hasan dan Al Husin
( Sayyidaa Syabaab Ahlul Jannah ), sedang istrinya adalah Siti Fatimah Azzahra
( Sayyidatu Nisaail Aalamin ) , putri Siti Khadijah Al Kubro
( Sayyidatu Nisa’ Ahlil Jannah ). Barangsiapa memusuhi mereka, maka sama dengan memusuhi Alloh dan Rosulnya.
Cukuplah kemuliaan dari Alloh pada mereka, dan apakah cinta pada Ahlul Bait harus dibarengi dengan benci kepada para Sahabat serta mengkafirkan Khulafaurrosyidin dan Siti Aisyah ?.
Semoga setelah kalian membaca HIMBAUAN ini , Alloh akan membuka hati kalian dan menyelamatkan kalian dari azab api neraka.
Hanya hidayah dari Alloh yang dapat menunjukkan jalan yang benar, sedang kewajiban seorang utusan hanya menyampaikan.
Wasalamun alal Mursalin walhamdu lillahi Robbil Alamiin.

Hati Hati Indonesia Sedang Di Landa Pemurtadan Agama Oleh "Syiah LAKNATULLAH" !!

Rasulullah saw. bersabda “Akan muncul di akhir zamannanti suatu kaum, yang menamai golongan mereka dengan Rafdhah.” (Musnad Ahmad 1:103).

“Akan datang setelahku nanti satu kaum yang menyebut diri mereka dengan Rafdhah. Jika kalian menjumpainya bunuhlah. Karena mereka musyrik. Dan mereka menghina Abu bakar ra. dan Umar ra. Dan barangsiapa yang menghina Sahabatku, baginyalah laknat Allah Swt., malaikat dan seluruh manusia.” (Daruquthni).

“Akan datang satu kaum yang menghina dan merendahkan para Sahabat ra. Janganlah duduk dengan mereka, memberi makan dan minum mereka. Dan janganlah menikahkan mereka dan menikah dengan mereka. Janganlah shalat bersama mereka, dan janganlah menyolati mereka, dibolehkan melaknat mereka.”

Ali bin abi thalib pernah mengeluarkan fatwa : “Barangsiapa yang lebih mengutamakan aku dari pada abu bakar dan umar,maka hukumannya adl dera layaknya pendusta (khawarij dan syiah) dan timbangannya berdasrkan timbangan ahlusunnah.”



Indonesia tengah menjadi target Syi’ahisasi besar-besaran. Hingga kini banyak pengikutnya berada di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Jumlah penganut Syiah di Indonesia Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rakhmat, pernah mengatakan kisaran jumlah penganut Syiah di Indonesia , “Perkiraan tertinggi, 5 juta orang. Tapi, menurut saya, sekitar 2,5 jiwa,” kata Kang Jalal, sapaan Jalaluddin Rakhmat. Pemeluk Syiah, kata Kang Jalal melanjutkan, sebagian besar ada di Bandung, Makassar, dan Jakarta. Selain itu, ada juga kelompok Syiah di Tegal, Jepara, Pekalongan, dan Semarang; Garut; Bondowoso, Pasuruan, dan Madura.

Diperkirakan, kebanyakan dari mereka sedang melakukan taqiyah dalam rangka melindungi diri dari kelompok Sunni. Taqiyah adalah kondisi luar seseorang dengan yang ada di dalam batinnya tidaklah sama. Memang taqiyah juga dikenal di kalangan Ahlus Sunnah. Hanya saja menurut Ahlus Sunnah, taqiyah digunakan untuk menghindarkan diri dari musuh-musuh Islam alias orang kafir atau ketika perang maupun kondisi yang sangat membahayakan orang Islam.
jalaludin nggak rahmat

Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), Jalaluddin Rakhmat.

Sementara itu menurut Syi’ah bahwa Taqiyah wajib dilakukan. Jadi taqiyah adalah salah satu prinsip agama mereka. Taqiyah dilakukan kepada orang selain Syi’ah, seperti ungkapan bahwa Al Quran Syi’ah adalah sama dengan Al Quran Ahlus Sunnah. Padahal ungkapan ini hanyalah kepura-puraan mereka. Mereka juga bertaqiyah dengan pura-pura mengakui pemerintahan Islam selain Syi’ah.

Menurut Ali Muhammad Ash Shalabi, taqiyah dalam Syiah ada empat unsur pokok ajaran; Pertama, Menampilkan hal yang berbeda dari apa yang ada dalam hatinya. Kedua, taqiyah digunakan dalam berinteraksi dengan lawan-lawan Syiah. Ketiga, taqiyah berhubungan dengan perkara agama atau keyakinan yang dianut lawan-lawan. Keempat, digunakan di saat berada dalam kondisi mencemaskan

Menurut Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi di Majalah Islam Internasional Qiblati, ciri-ciri pengikut Syi’ah sangat mudah dikenali, kita dapat memperhatikan sejumlah cirri-ciri berikut:

Mengenakan songkok hitam dengan bentuk tertentu. Tidak seperti songkok yang dikenal umumnya masyarakat Indonesia, songkok mereka seperti songkok orang Arab hanya saja warnanya hitam.

Tidak shalat jum’at. Meskipun shalat jum’at bersama jama’ah, tetapi dia langsung berdiri setelah imam mengucapkan salam. Orang-orang akan mengira dia mengerjakan shalat sunnah, padahal dia menyempurnakan shalat Zhuhur empat raka’at, karena pengikut Syi’ah tidak meyakini keabsahan shalat jum’at kecuali bersama Imam yang ma’shum atau wakilnya.

Pengikut Syi’ah juga tidak akan mengakhiri shalatnya dengan mengucapkan salam yang dikenal kaum Muslimin, tetapi dengan memukul kedua pahanya beberapa kali.

Pengikut Syi’ah jarang shalat jama’ah karena mereka tidak mengakui shalat lima waktu, tapi yang mereka yakini hanya tiga waktu saja.

Mayoritas pengikut Syi’ah selalu membawa At-Turbah Al-Husainiyah yaitu batu/tanah (dari Karbala – redaksi) yang digunakan menempatkan kening ketika sujud bila mereka shalat tidak didekat orang lain.

Jika Anda perhatikan caranya berwudhu maka Anda akan dapati bahwa wudhunya sangat aneh, tidak seperti yang dikenal kaum Muslimin.

Anda tidak akan mendapatkan penganut Syi’ah hadir dalam kajian dan ceramah Ahlus Sunnah.

Anda juga akan melihat penganut Syi’ah banyak-banyak mengingat Ahlul Bait; Ali, Fathimah, Hasan dan Husain radhiyallahu anhum.

Mereka juga tidak akan menunjukkan penghormatan kepada Abu Bakar, Umar, Utsman, mayoritas sahabat dan Ummahatul Mukminin radhiyallahu anhum.

Pada bulan Ramadhan penganut Syi’ah tidak langsung berbuka puasa setelah Adzan maghrib; dalam hal ini Syi’ah berkeyakinan seperti Yahudi yaitu berbuka puasa jika bintang-bintang sudah nampak di langit, dengan kata lain mereka berbuka bila benar-benar sudah masuk waktu malam. (mereka juga tidak shalat tarwih bersama kaum Muslimin, karena menganggapnya sebagai bid’ah)

Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menanam dan menimbulkan fitnah antara jamaah salaf dengan jamaah lain, sementara itu mereka mengklaim tidak ada perselisihan antara mereka dengan jamaah lain selain salaf. Ini tentu tidak benar.

Anda tidak akan mendapati seorang penganut Syi’ah memegang dan membaca Al-Qur’an kecuali jarang sekali, itu pun sebagai bentuk taqiyyah (kamuflase), karena Al-Qur’an yang benar menurut mereka yaitu al-Qur’an yang berada di tangan al-Mahdi yang ditunggu kedatangannya.

Orang Syi’ah tidak berpuasa pada hari Asyura, dia hanya menampilkan kesedihan di hari tersebut.

Mereka juga berusaha keras mempengaruhi kaum wanita khususnya para mahasiswi di perguruan tinggi atau di perkampungan sebagai langkah awal untuk memenuhi keinginannya melakukan mut’ah dengan para wanita tersebut bila nantinya mereka menerima agama Syi’ah. Oleh sebab itu Anda akan dapati;

Orang-orang Syi’ah getol mendakwahi orang-orang tua yang memiliki anak putri, dengan harapan anak putrinya juga ikut menganut Syi’ah sehingga dengan leluasa dia bisa melakukan zina mut’ah dengan wanita tersebut baik dengan sepengetahuan ayahnya ataupun tidak. Pada hakikatnya ketika ada seorang yang ayah yang menerima agama Syi’ah, maka para pengikut Syi’ah yang lain otomatis telah mendapatkan anak gadisnya untuk dimut’ah. Tentunya setelah mereka berhasil meyakinkan bolehnya mut’ah. Semua kemudahan, kelebihan, dan kesenangan terhadap syahwat ini ada dalam diri para pemuda, sehingga dengan mudah para pengikut Syi’ah menjerat mereka bergabung dengan agama Syi’ah.

Ciri-ciri mereka sangat banyak. Selain yang kami sebutkan di atas masih banyak ciri-ciri lainnya, sehingga tidak mungkin bagi kita untuk menjelaskan semuanya di sini. Namun cara yang paling praktis ialah dengan memperhatikan raut wajah. Wajah mereka merah padam jika Anda mencela Khomeini dan Sistani, tapi bila Anda menghujat Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafshah, atau sahabat-sahabat lainnya radhiyallahu anhum tidak ada sedikitpun tanda-tanda kegundahan di wajahnya.

Akhirnya, dengan hati yang terang Ahlus Sunnah dapat mengenali pengikut Syi’ah dari wajah hitam mereka karena tidak memiliki keberkahan, jika Anda perhatikan wajah mereka maka Anda akan membuktikan kebenaran penilaian ini, dan inilah hukuman bagi siapa saja yang mencela dan menyepelekan para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para ibunda kaum Musliminradhiyallahu anhunn yang dijanjikan surga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita memohon hidayah kepada Allah untuk kita dan mereka semua.

Wallahu a’lam.

MAYAT SYIAH BIADAB INI CONTENG NAMA SAHABAT RASULULLAH DI KAKI !!!

MAYAT SYIAH BIADAB INI CONTENG NAMA SAHABAT RASULULLAH DI KAKI !!!
-----------------------------------------------------------------------------
Perang yang sedang berlaku di Syria adalah bukti permusuhan terbuka pengikut Syi'ah tehadap umat Islam.
Pengikut Syi'ah terang-terangan membenci sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yaitu Sayidina Umar bin Al Khattab, Sayidina Utsman bin Affan dan Sayidina Abu Bakar As Siddiq juga tidak pernah mereka sembunyikan.
Sungguh sangat biadab ternyata pengikut Syi"ah ini didapati menulis nama-nama sahabat nabi ini di tapak kakinya, sebagai simbol kebencian dan penghinaan mereka (syi'ah laknatulloh)
Bersama coretan nama-nama insan yang sudah dijanjikan syurga oleh Allah Taala ini, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam sendiri sangat mencintai ketiga sahabatnya tersebut.
Betapa sesatnya dan bahayanya ajaran syi'ah ini, syi'ah memang bukan Islam.

Ayo, mari kita bersatu..kuatkan iman..tingkatkan takwa..buka mata kita..kita bangunkan saudara2 kita yg belum mengerti tentang bahayanya Syi'ah,
Semoga Allah memberi petunjuk kepada mereka yang tertipu mengikuti faham syi'ah yang terang-terangan sudah terkeluar dari ajaran Islam

Perdana Menteri Irak Ingin Pindahkan Kiblat ke Karbala’


 Perdana Menteri Irak Ingin Pindahkan Kiblat ke Karbala’


Perdana menteri Irak, Nouri Al-Maliki, menampakkan sifat fanatismenya kepada kelompok Syiah dan kebenciannya kepada Ahlus Sunnah. Dia mengatakan bahwa kiblat umat Islam harus dipindahkan ke Karbala’.

Dalam sebuah acara memperingati Husain bin Ali ra., Al-Maliki mengatakan, “Karbala’ seharusnya menjadi kiblat umat Islam dunia. Karena di sana ada kuburan Imam Husain.” Dalam acara itu, Al-Maliki merencanakan untuk mengembangkan terus kota ini hingga layak untuk dijadikan tujuan ziarah umat Islam.

Pernyataan perdana menteri syiah ini banyak didapatkan di jejaring sosial saat ini. Dalam pernyataannya, dia juga mengatakan, “Kita harus menyiapkan kota Karbala’. Karena kota ini tidak hanya dikunjungi saat hari Asyura’ saja, tapi juga setiap hari Jumat, bahkan setiap shalat lima waktu, karena Karbala’ adalah kiblat.”

Pernyataan ini semakin memperjelas bagaimana sikap Al-Maliki yang sebenarnya. Dia sangat fanatik dengan Syiah dan memusuhi Ahlus Sunnah di Irak. Al-Maliki juga tanpa ragu membuka negerinya untuk diintervensi oleh Iran dalam bidang politik dan ekonomi. Dalam kirisis di Suriah, tanpa sembunyi-sembunyi, Al-Maliki mendukung diktator Basyar Al-Asad dengan mensuplai minyak dan mempermudah milisi-milisi Syiah Irak untuk turut dalam perang melawan para mujahidin Ahlus Sunah di Suriah.

cek sendiri nih yu tubnya
http://www.youtube.com/watch?v=BZj0FZ_lkro&feature=youtu.be

لا فتى إلا علي ولا سيف إلا ذوالفقار la fata illa Ali la saif illa zulfiqar

لا فتى إلا علي ولا سيف إلا ذوالفقار la fata illa Ali la saif illa zulfiqar
"Tidak ada pedang, setajam pedang Zulfikar dan tidak ada pemuda yang setangguh Ali bin Abu Thalib"

Demikianlah slogan yang selalu didengung-dengungkan oleh kaum muslimin ketika perang Uhud yang amat dahsyat itu tengah berlangsung. Dalam perang tersebut, Ali bin Abu Thalib memperlihatkan ketangguhannya sebagai seorang pahlawan islam yang gagah perkasa. Ia di kenal sebagai jagoan bangsa Arab yang mempunyai kemahiran memainkan pedang dengan tangguh.
Sedangkan menurut Syiah Sayidatu Fatima Azzahro meninggal karna di tendang Perutnya oleh sahabat Umar. Kalau memang benar apa yang di katakan Syiah Pastilah Sahabat Umar akan di bunuh dan potong lehernya dengan pedang Zulfikar. dan anehnya lagi kenapa kedua sahabat nabi Sahabat Abu bakar Dan sahabat Umar Di makamkan di sebelah Makam nabi. Kalaulah Kedua sahabat nabi itu Telah kafir menurut pengakuan Syiah Pastilah Keduanya tidak akan bisa Di makamkan Di samping Makam Rosulullah S.A.W

MANUSKRIP PERDEBATAN IMAM JA’FAR ASH SHADIQ DENGAN ORANG SYIAH


MANUSKRIP

PERDEBATAN IMAM JA’FAR ASH SHADIQ DENGAN ORANG SYIAH

JA`FAR ASH-SHADIQ

Dia adalah Imam Ja`far bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bib Abu Thalib. Perhatikan silsilah keluarganya. Jika anda mengidolakan Ali dan ahlul baitnya maka cintailah keturunannya ini, karena kami pun insya Allah termasuk orang yang mencintai beliau Aamiin. Ja`far Ash-Shadiq adalah Imam ke-6 yang diklaim Syiah (Rafidhah) sebagai salah satu Imam 12 mereka yang ma`shum. Semenjak dahulu Syiah mengklaim bahwa mereka mengikuti manhaj dan langkah Ja`far Ash-Shadiq. Madzhab mereka dalam bidang fikih adalah ucapan-ucapan dan pendapatnya

Ada seorang syi`ah yang mengklaim keutamaan Ali di atas Abu Bakar Ash-Shiddiq di hadapan Ja`far Ash-Shadiq. Setelah orang syi`ah ini mendengarkan argumentasi Ja`far dia menyatakan taubat dari kesalahannya yang telah mengedepankan seseorang atas Abu Bakar. Teks perdebatan ini diabadikan dalam dua manuskrip yang sangat langka dan berharga. Satu manuskrip ada dalam Perpustakaan Syahid `Ali Basha di Istanbul, yang bernomor 2764. Fakta sejarah ini dituangkan dalam sepuluh halaman. Manuskrip kedua ada dalam Perpustakaan Zhahiriyah, Damaskus dalam kumpulan bernomor 111, sebanyak sembilan lembar.

Kedua manuskrip tersebut berstatus standar, handal dan dikuatkan dengan sanad-sanad (siklsilah yang meriwayatkan) dan banyaknya sama`at (riwayat yang dalam bentuk pendengaran) Teks perdebatan ini belum pernah dicetak sebelumnya, hingga Syaikh Ali Abdul Aziz Ali Syibl mengeditnya berdasarkan dua manuskrip tadi dengan meneliti masalah-masalah yang menjadi bahan perdebatan. Cetakan pertama keluar pada tahun 1417 H dengan judul “Perdebatan Ja`far Ash-Shadiq dengan Seorang Rafidhi tentang Pengutamaan antara Abu Bakar denganAli Radhiallahu `anhuma”.

TEKS PERDEBATAN

Seorang Rawi (Narator) menuturkan bahwa ada seorang Syiah (Rafidhi) mendatangi Ja`far Ash-Shadiq. Ia segera berucap salam,”Assalamu `alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.” Ja`far langsung menjawab salam.

1. Orang tadi bertanya,”Wahai putra Rasulullah, siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam?

Ja`far Ash-Shadiq menjawab:”Abu Bakar.”

2. Ia bertanya,”Mana hujjah (dalil) dalam hal itu?”

Dia menjawab,” Firman Allah ta`ala: “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya dari (Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata,”Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad), dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya.”(Surat At-Taubah:40).

Coba pikirkan apa ada orang yang lebih baik dari dua orang sedang yang ketiganya adalah Allah?? Tidak ada seorangpun yang lebih afdhal dari Abu Bakar selain Nabi Shalallahu `alaihi wasallam.

3. Maka Rafidhi (Syi`ah) berkata:”Sesungguhnya Ali bin Abu Thalib telah tidur di tikar Rasulullah (demi menggantikannya) tanpa mengeluh (jaza`,artinya tabah) dan tidak takut (faza`,artinya tegar).”

Maka Ja`far Ash-Shadiq berkata,”Dan begitu pula Abu Bakar, dia bersama Rasulullah ,tanpa jaza` dan faza`.

4. Orang tadi menyanggah,”Sesungguhnya Allah ta`ala telah menyatakan berbeda dengan apa yang anda katakan!”

Ja`far Ash-Shadiq bertanya kepadanya,”Apa yang di firmankan Allah?”

Dia menjawab,”Ketika dia berkata kepada temannya,”Janganlah kamu berduka cita (huzn). Sesungguhnya Allah bersama kita, “Bukankah ketakutan tadi adalah jaza`?”

Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan,”Tidak! Karena huzn (sedih) itu bukan jaza` dan faza`. Sedihnya Abu Bakar adalah khawatir jika Rasulullah dibunuh dan agama Allah tidak lagi ditaati. Jadi kesedihannya terhadap agama Allah dan terhadap Rasul Allah bukan sedih terhadap dirinya. Bagaimana (ia sedih), dia telah disengat (hewan berbisa) lebih dari seratus sengatan dan tidak pernah mengatakan “His” juga (tidak pernah) mengatakan “UH”!

5. Orang Syi`ah berkata: Sesungguhnya Allah Ta`ala berfrman, “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)” (Surat Al-Maidah:55).
Ayat ini turun tentang perihal Ali bin Abu Thalib ketika menshadaqohkan cincinnya ketika dia ruku`, maka Rasulullah bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikannya (ayat) di dalam diriku dan ahlul baitku.”
Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan,”Ayat yang sebelumnya lebih agung daripadanya. Allah berfirman,”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum (bisa kelompok atau orang) yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintainya”(Surat Al-Maidah 54, ayat sebelumnya). Ternyata perbuatan riddah (murtad, keluar dari islam) terjadi besar-besaran sepeninggal Rasulullah shalallahu `alaih wasallam.

Orang-orang kafir itu berkonsentrasi di Nawahand, mereka berkata,”Orang yang selama ini mereka bela—maksudnya Nabi—-kini telah mati.” Hingga Umar Radhiallahu `anhu berkata (kepada Abu Bakar yang bertekad memerangi mereka),”Terimalah salat dari mereka dan dan biarkan (tinggalkan, maafkan) zakat bagi mereka, maka Abu Bakar berkata ,”Demi Allah seandainya mereka menghalangiku (tidak mau menyerahkan) zakat yang dulu mereka membayarkannya kepada Rasulullah, pasti aku memerangi mereka seorang diri.” Maka ayat ini lebih utama untuk Abu Bakar Radhiallahu `anhu.

6. Rafidhi tersebut melanjutkan argumennya, “Sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman:”Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara sembunyi dan terang-terangan” (Al-Baqoroh:274).
Ayat ini turun tentang perihal Ali alaihi salam. Dia memiliki empat dinar. Satu dinar dia nafkahkan di malam hari, satu dinar dia nafkahkan di siang hari, satu dinar secara sembunyi-sembunyi dan satu dinar dengan terang-terangan. Maka turunlah ayat ini.”

Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan,”Abu Bakar memiliki yang lebih utama lagi di dalam Al-Qur`an. Allah berfirman (dalam surat Al-Lail): “Demi malam apabila menutupi -ini adalah sumpah Allah— Dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga). —Ia adalah Abu Bakar— Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah —Ia adalah Abu Bakar— Yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah) untuk membersihkannya —Ia adalah Abu Bakar— Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya—ia adalah Abu Bakar. Dia telah menafkahkan untuk (dakwah Rasulullah) sebanyak 40 ribu, sehingga beliau bersuka cita. Kemudian turunlah Jibril alaihi salam memberi kabar bahwa”Allah yang Maha Tinggi dan Luhur memberi salam untukmu dan Dia berkata bacakan juga kepada Abu Bakar salam dariku, dan katakan kepadanya: Apakah engkau rela kepada Allah dalam kefakiranmu ini ataukah tidak suka.
Abu Bakar menjawab, “Apa mungkin aku marah (tidak suka) kepada Rabb-ku ? Aku ridha kepada Rabbku , Aku ridha kepada Rabbku, dan berjanji untuk membuatnya ridha (senang dan puas).”

7. Rafidhi itu berkata,”Sesungguhnya Allah berfirman,”Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram, kamu samakan dengan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah.” (At-Taubah: 19) Ayat ini turun tentang perihal Ali.

Maka Ja`far Ash-Shadiq mengatakan,”Abu Bakar memiliki yang lebih afdhal di dalam Al-Qur`an. Dia berfirman,”Tidak sama diantara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah), mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik” (Al-Hadid:10). Adalah Abu Bakar orang yang pertama kali menafkahkan hartanya hartanya untuk Rasulullah, orang yang pertama kali berperang dan yang pertama berjihad.

Orang-orang Musyrik berdatangan memukuli Nabi shalallahu `alaihi wasallam sampai berdarah. Begitu Abu Bakar mendengar berita itu dia langsung berlari mendatangi, lalu dia berkata,”Celaka kalian. Apakah kalian akan membunuh orang yang mengatakan Rabb-ku adalah Allah, padahal dia telah membawa bukti-bukti yang jelas dari Tuhan kalian?!” Maka mereka meninggalkan Nabi dan berbalik memukuli Abu Bakar hingga tidak jelas antara hidung dan wajahnya. Dia adalah orang yang pertama berjihad di jalan Allah dan orang yang pertama
yang berperang bersama Rasulullah, serta orang yang menafkahkan hartanya. Rasulullah telah bersabda,”Tidak ada harta yang bermanfaat bagiku seperti manfaatnya harta Abu Bakar.”

8. Rafidhi terus berkata: “Sesungguhnya Ali tidak pernah menyekutukan Allah walau sekejap mata”

Maka Ja`far Ash-Shadiq menjawab,”Sesungguhnya Allah telah memuji Abu Bakar dengan pujian
yang telah mencukupi dari segala-galanya. Allah berfirman:”Dan orang yang membawa kebenaran —ia adalah Muhammad— Dan yang membenarkannya —Ia adalah Abu Bakar.— Mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Az-Zumar :33). Semua orang berkata kepada Nabi, “Engkau adalah dusta”, sedangkan Abu Bakar, hanya dia yang berkata , “Engkau benar.” Maka turunlah ayat ini berkenaan dengannya, ayat tashdiq (pembenaran) secara khusus, maka Abu Bakar adalah orang yang takwa (taqiy), bersih (naqiy), yang diridhoi(mardhi), yang ridha(radhiy), yang adil
(`adl), penegak keadilan (mu`addil) dan yang menepati janji(wafiy).

9. Rafidhi itu kemudian berkata,”Sesungguhnya mencintai Ali adalah fardhu (kewajiban) menurut ketetapan Allah :”Katakanlah, “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan” (Asy-Syura:23).
Ja`far Ash-Shadiq mengatakan bahwa Abu Bakar pun memiliki seperti itu, Allah berfirman,” Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo`a,`Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang`(Surat Al-Hasyr:10).
Abu Bakar adalah orang yang lebih dulu membawa iman, maka istighfar untuknya adalah
wajib dan mencintainya adalah fardhu serta membencinya adalah kufur.

10. Rafidhi berkata:”Sesungguhnya Nabi bersabda “Hasan dan Husain keduanya adalah sayyid (pemuka) pemuda Ahli surga dan bapak mereka berdua lebih baik dari keduanya.
Ja`far Ash-Shadiq berkata kepadanya,”Bagi Abu Bakar disisi Allah ada keutamaan yang melebihi
itu, aku diberitahu oleh bapakku, dari kakekku, dari Ali bin Abu
Thalib, dia berkata: “Saya ada disamping rasulullah, tidak ada orang lain selain aku. Tiba-tiba muncullah Abu Bakar dan Umar, maka Nabi bersabda, “Hai Ali! kedua orang ini sayyid (pemuka) penduduk ahli surga, yang tua maupun yang muda, yang telah lewat dan yang terdahulu
dari generasi awal maupun yang tersisa dan yang tinggal dari generasi belakangan, kecuali para Nabi. Jangan engkau beritahukan kepada keduanya Ali” Maka aku tidak memberitahukannya kepada siapapun hingga keduanya tiada (Hadist riwayat Abdullah bin Ahmad dalam al-Musnad; Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq jilid IX hal 307;At-Tirmidzi jilid IV hal310; Ibnu Majah no94. Diriwayatkan oleh banyak sahabat seperti Ali, Anas,Abu Juhaifah,Jabir dan Abu Said)

11. Rafidhi berkata,”Manakah yang lebih utama Fathimah putri Rasulullah ataukah Aisyah binti Abu Bakar?”

Ja`far Ash-Shadiq menjawab ,” Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Yaa siin, Demi Al-Qur`an yang penuh hikmah, Haa miim, Demi Al-Kitab yang memberi penjelasan(nyata)”

Kemudian dia berkata,”Aku bertanya kepadamu, manakah yang lebih baik, Fathimah putri Rasulullah ataukah Aisyah binti Abu Bakar, apakah kamu membaca Al-Qur`an?”

Kemudian Ja`far melanjutkan, “Aisyah binti Abu Bakar adalah istri Rasulullah, ia akan bersamanya di surga, Sedangkan Fathimah putri Rasulullah adalah sayyidah (pemuka)
wanita ahli surga. Yang mencela istri Rasulullah, mudah-mudahan dilaknat Allah dan yang membenci putri Rasulullah, mudah-mudahan dihinakan oleh Allah.

12. Maka Rafidhi menjawab, “Aisyah telah memerangi Ali, dan ia adalah istri Rasulullah”
Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan, “Benar, celaka kamu! Allah ta`ala berfirman, “Dan tidak
boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah” (Surat Al-Ahzab:53).

13. Kemudian Rafidhi berkata,” Apakah khilafah Abu Bakar, Umar dan Ustman ada dalam Al-
Qur`an?”

Ja`far Ash-Shadiq menjawab, “Ada, bahkan di dalam taurat dan Injil. Allah berfirman,”Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan meninggikan sebagian kamu atas
sebagian (yang lain) beberapa derajat (Al-An-`am:165).
Allah pun berfirman,”Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo`a kepada Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. (An Naml:62)
Allah berfirman, “Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka”(An-Nur:55)

14. Rafidhi meminta kejelasan,”Wahai putra Rasulullah, lalu manakah khalifah mereka di dalam Taurat dan Injil?”

Ja`far Ash-Shadiq menjawab, “Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya—dia adalah Abu Bakar—,”Keras terhadap orang-orang kafir—Dia adalah umar,”"Berkasih sayang sesama mereka— Ia adalah Ustman,” Kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoanNya—ia adalah Ali— “Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud”—ini adalah para sahabat Rasulullah—” Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil”(Lihat surat Al-Fath:29)
Rafidhi bertanya,”Apa yang dimaksud dalam Taurat dan Injil?”

Ja`far Ash-Shadiq menjawab, “Muhammad Rasulullah dan para khulafa sesudahnya Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali.

Kemudian Ja`far Ash-Shadiq memukul dada Rafidhi! Dia berkata,”Allah Ta`ala berfirman,”Seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat—Abu Bakar—” Lalu menjadi besarlah ia—Umar—-”Dan tegak lurus di atas pokoknya—Ustman—” tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan kekuatan orang-orang mukmin” —Ali bin Abu Thalib—,”Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih diantara mereka ampunan dan pahala yang besar—inilah para sahabat secara keseluruhan. Semoga Allah meridhoi mereka, sungguh celaka kamu! Aku diberitahu bapakku dari kakekku dari Ali bin abu Thalib, Rasulullah bersabda,”Aku adalah orang yang pertama bangkit dari bumi, dan tidak ada kesombongan. Allah memberi kemudahan kepadaku dari hal-hal yang belum pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku. Kemudian Dia memanggil, “Dekatkan para khulafa
sesudahmu” Maka aku berkata,”Ya Rabb! Siapakah khulafa itu?” Maka Dia berkata,”Abdullah bin Ustman Abu Bakar Ash Shiddiq” Maka orang yang pertama keluar dari tanah setelahku adalah Abu Bakar. Dia kemudian didirikan di hadapan Allah Ta`ala untuk dihisab dengan hisab yang ringan sekali (hisaban yasiiro), kemudian dia diberi pakaian stelan berwarna hijau, kemudian didirikan didepan Arsy. Kemudian ada panggilan,”Man Umar bin Al-Khathtab?” Datanglah Umar dengan urat–urat leher masih mengalirkan darah. Dia bertanya, “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Umar menjawab,”Budak Mughirah bin Syu`bah.” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan dedepan Arsy. Kemudian didatangkan Ustman bin `Affan dengan urat-urat leher yang mengucurkan darah. Dia ditanya, “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Maka dia menjawab,”Fulan bin fulan” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan
hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan di depan Arsy. Kemudian didatangkan Ali bin Abu Thalib dengan urat-urat leher yang mengucurkan darah. Dia ditanya, “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Maka dia menjawab Abdurrahman bin Muljam” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan dedepan Arsy.”

15. Rafidhi tadi sekali lagi bertanya,”Apakah ini semua ada didalam Al-Qur`an, wahai putra
Rasulullah?”

Ja`far Ash-Shadiq menegaskan, “Ya, Allah berfirman,” Dan didatangkan para Nabi dan syahid-syahid”—Abu bakar,Umar,Ustman,dan Ali—- “Dan diberi keputusan diantara mereka
dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan (Surat Az-Zumar:69).

16. Akhirnya Rafidhi tadi bertanya,”Wahai putera Rasulullah, apakah Allah masih mau menerima taubat saya dari dosa-dosa saya yang telah memisahkan antara Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali?”

Ja`far Ash-Shadiq menjawab,” Tentu, pintu taubat selalu terbuka, maka perbanyaklah ishtigfar untuk mereka. Adapun jika sekiranya kamu mati dalam keadaan menyalahi mereka, maka kamu pasti mati diatas dasar selain fitrah Islam, dan amal-amalan orang kafir akan sirna tak
tersisa.

Akhirnya orang tadi bertaubat, meninggalkan ucapan buruknya dengan taubat nashuha.

SUMBER :

مناظرة الإمام جعفر الصادق-ع- مع شيعي رافضي

إن الشيعة الرافضة تدعي كذبا وزورا اتباعها للإمام جعفر الصادق رضي الله عنه، وانطلى هذا الزور على عامة أتباعها وحتى على بعض أبناء السنة، وذلك بسبب الدعاية الكاذبة والإعلام الشيعي المضلل وغربة العقيدة والدين، وعدم اهتمام أكثر الناس إلا بالعموميات وعدم الرغبة في الخوض بالتفصيلات خاصة الخلافيات، وتبيينا للحق وإتماما للحجة لأبناء الطائفة وشفقة عليهم وعلى من صدق مزاعم آياتهم المخادعة ننقل هذه المناظرة من كتاب بهذا العنوان حقق نسخته الخطية الأستاذ علي بن عبدالعزيز العلي آل شبل وطبع لأول مرة في عام 1417 في مطابع دار الوطن للنشر في الرياض،

روى الشيخ الفقيه أبوالقاسم عبدالرحمن الأنصاري البخاري بإسناده المتصل قال: جاء رجل من الرافضة إلى جعفر بن محمد الصادق فقال:السلام عليكم

ورحمة الله وبركاته، فردَ عليه السلام، فقال الرجل: يابن رسول الله، من خير لناس بعد رسول الله؟فقال جعفر:أبوبكر الصديق رضي الله عنه، قال وما الحجة في ذلك؟قال: قوله عز وجلإلا تنصروه فقد نصره الله إذ أخرجه الذين كفروا ثاني اثنين إذ هما في الغار إذ يقول لصاحبه لاتحزن إن الله معنا فأنزل الله سكينته عليه و أيده بجنود لم تروها) صدر آية 40 من التوبة، فمن ن أفضل من اثنين الله ثالثهما؟ وهل يكون أحد أفضل من أبي بكر إلا النبي صلى الله عليه وسلم؟! قال له الرافضي: فإن علي بن أبي طالب عليه السلام بات على فراش رسول الله غير جزع و لافزع. فقال له جعفر :وكذلك أبوبكر كان مع النبي غير جزع ولافزع.قال له الرجل: فإن الله تعالى يقول بخلاف ما تقول! قال له جعفر: وما قال؟ قال: قال الله ( إذ يقول لصاحبه لا تحزن إن الله معنا ) أفلم يكن ذلك الخوف جزعا؟ قال له جعفر: لا! لأن الحزن غير الجزع و الفزع، كان حزن أبي بكر أن يُقتل النبي صلى الله عليه وسلم، ولايدان بدين الله،فكان حزن على دين الله، وعلى نبي الله، ولم يكن حزنه على نفسه، كيف وقد لسعته (أي لدغته) أكثر من مائة خريش[1] فما قال حس ولاناف[2] قال الرافضي: فإن الله تعالى قال: ( إنما وليكم الله ورسوله والذين آمنوا الذين يقيمون الصلاة ويؤتون الزكاة و هم راكعون)نزلت في علي بن أبي طالب حين تصدق بخاتمه وهو راكع،[3] … فقال له جعفر: الآية التي قبلها في السورة أعظم منها، قال الله تعالى( يا أيها الذين آمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتي الله بقوم يحبهم و يحبونه).

كان الارتداد بعد رسول الله ، ارتدت العرب بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم، واجتمعت الكفار بنهاوند-في فارس-،وقالوا: الرجل الذين كانوا تنتصرون به-يعنون النبي-قد مات، حتى قال عمر رضي الله عنه: اقبل منهم الصلاة، ودَع لهم الزكاة، فقال:لو منعوني عقالا مما كانوا يؤدونه إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم لقاتلتهم عليه، ولو اجتمع عليَ عدد الحَجر والمَدر، والشوك والشجر، والجن و الإنس، لقاتلتهم وحدي، وكانت هذه الآية لأبي بكر.[4] قال له الرافضي: فإن الله تعالى قال : (الذين ينفقون أموالهم بالليل والنهار سرا وعلانية)، نزلت في علي عليه السلام، كان معه أربعة دنانير، فأنفق دينارا بالليل، ودينارا بالنهار، ودينارا سراً ودينارا علانية، فنزلت فيه هذه الآية[5] فقال له جعفر عليه السلام: لأبي بكر رضي الله عنه أفضل من هذه في القرآن، قال الله تعالى: (… فأما من أعطى واتقى وصدق بالحسنى) أبوبكر (فسنيسره لليسرى) أبوبكر (وسيجنبها الأتقى) أبوبكر (وما لأحد عنده من نعمة تجزى * إلا ابتغاء وجه ربه الأعلى* ولسوف يرضى) أبوبكر، أنفق ماله على رسول الله صلى الله عليه وسلم أربعين ألفا حتى تجلل بالعباء[6] ، فهبط ..جبريل عليه السلام، فقال: الله العلي الأعلى يقرئك السلام، ويقول: اقرَأ على أبي بكر مني السلام، وقل له: أراض أنت عني في فقرك هذا، أم ساخط؟ فقال : أسخط على ربي عزوجل؟! أنا عن ربي راض، أنا عن ربي راض، أنا عن ربي راض. ووعده الله أن يرضيه.

قال الرافضي: فإن الله تعالى يقول(: أجعلتم سقاية الحاج وعمارة المسجد الحرام كمن آمن بالله و اليوم الآخر وجاهد في سبيل الله لايستوون عند الله ) نزلت في علي عليه السلام. فقال له جعفر عليه السلام : لأبي بكر مثلها في القرآن،قال الله تعالى: (لا يستوي منكم من أنفق قبل الفتح و قاتل أولئك أعظم درجة من الذين أنفقوا من بعد وقاتلوا وكلاًّ وعد الله الحسنى والله بما تعملون خبير) وكان أبوبكر أول من أنفق مالَه على رسول الله، وأول من قاتل، وأول من جاهد. وقد جاء المشركون فضربوا النبي حتى دَمي، وبلغ أبابكر الخبرُ فأقبل يعدو في طُرق مكة، يقول: ويلكم، أتقتلون رجلاً أن يقول ربي الله، وقد جاءكم من ربكم؟ فتركوا النبي و أخذوا أبابكرٍ فضربوه، حتى ما تبين أنفه من وجهه.

وكان أول من جاهد في الله، وأول من قاتل مع رسول الله، وأول من أنفق ماله، وقد قال رسول الله: مانفعني مال كمال أبي بكر).

قال الرافضي: فإن علياً لم يُشرك بالله طرفة عين. قال له جعفر: فإن الله أثنى على أبي بكر ثناءً يُغني عن كل شيء، قال الله تعالى: (والذي جاء بالصدق) محمد صلى الله عليو وسلم. و(صدّق به) أبوبكرٍ. وكلهم قالوا للنبي كذبتَ ، قال أبوبكرٍ: صدقت، فنزلت فيه هذه الآية: آية التصديق خاصة، فهو التقي النقي المرضيُ الرَضيٌ، العدلُ المُعدل الوَفي.

قال الرافضي: فإن حب عليٍ فرض في كتاب الله، قال تعالى (قل لا أسألكم عليه أجرا إلا المودة في القربى)[13] قال له جعفر:لأبي بكر مثلها، قال تعالى: (والذين جاءوا من بعدهم يقولون ربنا اغفر لنا و لإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا..) فأبوبكر هو السابق بالإيمان، فالإستغفار له واجب، ومحبته فرض وبغضه كفر. قال الرافضي: فإن النبي قال: (الحسن والحسين سيدا شباب أهل الجنة، وأبوهما خير منهما)، قال له جعفر: لأبي بكرعندالله أفضل من ذلك، حدثني أبي عن جدي عن علي بن أبي طالب (ع) قال: كنت عند النبي وليس عنده غيري، إذا اطَلع أبوبكر وعمر فقال النبي يا علي هذان سيدا كهول أهل الجنة وشبابهما، فيما مضي من سالف الدهر في الأولين، وما بقي في غابره من الآخرين، إلا النبيين والمرسلين، لاتخبرهما يا علي،ماداما حيين، فما أخبرت به أحدا حتى ماتا). قال الرافضي: فأيهما أفضل فاطمة بنت رسول الله أم عائشة بنت أبي بكر؟ فقال جعفر: بسم الله الرحمن الرحيم ( يس، والقرآن الحكيم) ( حم،والكتاب المبين) فقال أسألك أيهما أفضل..تقرأ القرآن؟![14] فقال له جعفر: عائشة بنت أبي بكر زوجة رسول الله معه في الجنة، وفاطمة بنت رسول الله سيدة نساء أهل الجنة؛ الطاعن على زوجة رسول الله لعنه الله، والباغض لابنة رسول الله خذله الله، فقال الرافضي: عائشة قاتلت عليا، وهي زوجة رسول الله، فقال له جعفر: نعم ويلك! قال تعالى (وما كان لكم أن تؤذوا رسول الله)، قال له الرافضي: قال له الرافضي: توجد خلافة أبي بكر وعمر وعثمان وعلي في القرآن؟ قال نعم، وفي التوراة و الإنجيل، قال تعالى( وهو الذي جعلكم خلائف الأرض ورفع بعضكم فوق بعض درجات) وقال تعالى: (أمن يجيب المضطر إذا دعاه ويكشف السوء ويجعلكم خلفاء الأرض)، وقال تعالى( أمن يجيب المضطر إذا دعاه ويكشف السوء ويجعلكم خلفاء الأرض) وقال تعالى: (ليستخلفنهم في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم)[15]، قال له الرافضي: يابن رسول الله، فأين خلافتهم في التوراة و الإنجيل؟ قال له جعفر )محمد رسول الله والذين معه) أبوبكرٍ (أشداء على الكفار) عمربن الخطاب( رحماء بينهم) عثمان بن عفان (تراهم ركعا سجدا يبتغون فضلا من الله ورضوانا) عليٍ بن أبي طالب (سيماهم في وجوههم من أثر السجود) أصحاب محمد المصطفى(ذلك مثلهم في التوراة ومثلهم في الإنجيل)، قال: ما معنى في التوراة والإنجيل؟ قال: محمد رسول الله والخلفاء من بعده أبي بكر وعمر وعثمان وعليٍ ، ثم لكزه في صدره! قال ويلك! قال الله تعالى( كزرع أخرج شطأه فآزره) أبوبكر، (فاستغلظ) عمر، (فاستوى على سوقه) عثمان ابن عفان( يعجب الزراع ليغيظ بهم الكفار) علي بن أبي طالب، ( وعدالله الذين آمنوا وعملوا الصالحات منهم مغفرة و أجرا عظيما) أصحاب محمد..ويلك! حدثني أبي عن جدي عن علي بن أبي طالب قال: قال رسول الله: ( أنا أول من تنشق الأرض عنه و لافخر، ويعطيني الله من الكرامة ما لم يعط نبيا قبلي،ثم ينادي قرَب الخلفاء من بعدك فأقول: يارب،ومن الخلفاء؟ فيقول: عبدالله بن عثمان أبوبكر الصديق، فأول من تنشق عنه الأرض بعدي أبوبكر ، فيوقف بين يدي الله، فيحاسب حسابا يسيرا، فيكسى حلتين خضراوتين ثم يوقف أمام العرش. ثم ينادي منادٍ أين عمربن الخطاب؟ فيجيء عمر وأوداجه تشخب دماً، فيقول من فعل بك هذا؟ فيقول: عبدُ المغيرة بن شعبة، فيوقف بين يدى الله، ويحاسب حسابا يسيرا، ويكسى حلتين خضراوتين، ويوقف أمام العرش. ثم يؤتى عثمان بن عفان وأوداجه تشخب دما، فيقال من فعل بك هذا؟ فيقول: فلان وفلان، فيوقف بين يدي الله تعالى، فيحاسب حسابا يسيرا، ويكسى حلتين خضراوتين ثم يوقف أمام العرش، ثم يدعى علي بن أبي طالب، فيأتي وأوداجه تشخب دما، فيقال: من فعل بك هذا؟ فيقول: عبدالرحمن بن ملجم، فيوقف بين يدي الله تعالىفيحاسب حسابا يسيرا، ثم يكسى حلتين خضراوتين، ويوقف أمام العرش) . قال الرجل: يابن رسول الله، هذا في القرآن؟ قال نعم، قال الله تعالى: (وجيء بالنبيين والشهداء) أبوبكر وعمر وعثمان وعلي (وقضي بينهم بالحق وهم لايظلمون) . فقال الرافضي: يابن رسول الله، أيقبل الله توبتي مما كنت عليه من التفريق[16]بين أبي بكر وعمر وعثمان وعلي؟قال: نعم ، باب التوبة مفتوح، فأكثر الاستغفار لهم. أما إنك لو مت وأنت مخالفهم مت على غير فطرة الإسلام، وكانت حسناتك مثل أعمال الكفار هباء منثورا. فتاب الرجل، ورجع عن مقالته وأناب .